Jonathan Rumapea - Medan
Nama saya Jonathan Rumapea, berusia 50 tahun.Sudah sejak lama saya
menderita sakit parah. Kondisi paru-paru yang mengecil menyebabkan saya
susah untuk bernafas, ibarat ikan kekurangan air, ditambah kondisi
jantung saya yang lemah dan radang di kantung kemih menyebabkan saya
putus asa dan tiap hari hanya menanti datangnya ajal menjemput. Enam
bulan sudah, saya menderita berbagai keluhan seperti ini dan berbagai
pengobatan medis dari professor maupun dokter spesialis internis dari
dalam dan luar negeri serta pengobatan alternatif telah saya jalani
tapi hasilnya nihil, bukannya penyakit saya sembuh malah semakin parah
hingga akhirnya harus diopname di RS. Elisabeth. Dari hasil X-ray
memperlihatkan kondisi paru-paru saya yang semakin mengecil sehingga
dokter memvonis harus segera dioperasi.
Puji syukur atas karunia dan berkat Tuhan Yesus Kristus telah
mempertemukan saya dengan terapi SOQI. Berawal dari rekan kerja saya
yang bernama Benget Sianipar, yang dulunya menderita sakit parah hingga
muntah darah tapi setelah berobat ke Medan, kondisi kesehatannya
berangsur-angsur pulih dan saat ini sudah dapat bekerja kembali di
Padang.
Lalu, saya menghubungi dia dan dia
mengatakan, bahwa dia mendapat pemulihan kesehatan berkat terapi SOQI. Besoknya saya ke Medan untuk konsultasi dengan beliau perihal kondisi
kesehatan saya dengan membawa hasil X-ray dan diagnosa dokter.
Setelah mendapat penjelasan tentang terapi SOQI dari ibu Julia Koni,
lalu saya diterapi SOQI. Hasilnya baru pertama kali di SOQI, saya sudah
dapat bernafas lega dan dapat bicara. Lalu, PGM Ibu Julia koni
menyarankan agar saya tetap rutin dan teratur terapi SOQI lengkap setiap
hari minimal selama 6 bulan berturut-turut. Lalu, saya berpikir
alangkah baiknya jika saya memiliki SOQI lengkap sendiri di rumah,
sehingga dapat saya dan keluarga pergunakan setiap saat, serta juga
dapat membantu pemulihan kesehatan masyarakat kampung saya di Balam.
Dengan kondisi saya seperti ini, sulit bagi saya untuk menempuh
perjalanan jauh apalagi jarak rumah saya di Balam dengan kota Medan,
harus ditempuh selama 10 jam perjalanan dengan menggunakan mobil.
Tiga hari berturut-turut SOQI lengkap di SOQI Workshop PGM Ibu Julia
Koni, kondisi saya berangsur-angsur sudah mulai membaik. Hari pertama
saya naik tangga di SOQI Workshop PGM Ibu Julia Koni harus berhenti 4
kali, tapi hari kedua sudah dapat naik tangga tanpa harus berhenti dan
saya sudah dapat bernafas lega. Pada hari ketiga, saya kembali ke Balam
karena Pgm.Ibu Julia Koni berangkat ke Jakarta untuk menghadiri acara
Pertemuan Penghargaan. Lalu, 5 hari kemudian saya datang lagi ke
SW.Pgm.Ibu Julia Koni untuk mengkontrol kondisi kesehatan saya yg sudah
mulai membaik. Dan saya juga membawa serta adik saya ( Ibu Nelsi
Situmorang) dan kakak saya (Rismauli br Sinaga) untuk ikut menjalani
terapi SOQI karena kondisi kesehatan mereka juga sangat buruk terutama
di bagian pencernaan, lambung sering gembung , insomia serta tiap hari
sering kedinginan. Serta beberapa tetangga di kampung Balam untuk
menjalani terapi SOQI.
Pada tanggal 21 Juli, saya kembali ke SW.Pgm.Ibu Julia koni untuk terapi
SOQI sekalian membawa asisten untuk belajar cara-cara penggunaan SOQI
yang benar dan sebelum kembali ke Balam, saya langsung memesan 1 set
SOQI-1 untuk dibawa pulang ke Balam. Kami
sangat berterima kasih kepada perusahaan Hsin ten , Pgm.Ibu Julia Koni
dan keluarga , Bpk Benget Sianipar dan keluarganya sert Bpk Abidin
Sianipar dan keluarganya yg berada di medan , serta segenap staff Hsin
Ten Medan yg telah mempertemukan kami dengan terapi SOQI sehingga kami
mendapat pemulihan kesehatan dan dapat membantu masyarakat di kampung
Balam untuk mendapatkan kesehatan melalui terapi SOQI multi energi.
Sekian dan Selamat SOQI !!!!!
No comments:
Post a Comment